Reporter : Novita Intan Sari | Jumat, 2 Januari 2015 10:40

Merdeka.com - Pemerintah baru saja memutuskan dua kebijakan terkait subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Pertama, pemerintah menghapus subsidi untuk BBM Ron 88 atau premium, dan kedua adalah subsidi tetap Rp 1.000 per liter untuk solar.
Di awal tahun, pemerintah juga menurunkan harga BBM jenis premium dan solar. Di hadapan emiten dan pelaku pasar modal, Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi membangga-banggakan terobosan pemerintahannya. Dari penuturannya, tak mudah memutuskan dua kebijakan itu. Banyak kritik dari pelbagai pihak.
"Belum ada sebulan menjabat sebagai presiden meskipun kanan kiri banyak menyampaikan jangan cepat-cepat karena ada kalkulasi politik dan keamanan tetapi saat itu saya putuskan memang harus dinaikkan karena tidak ada alternatif yang bisa diberikan kepada saya," ujar Jokowi di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (2/1).
Dia membanggakan kinerjanya itu berhasil memberikan tambahan ruang fiskal menjadi Rp 240 triliun. Dana tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur. Baik berkaitan dengan waduk, irigasi, jalur kereta api luar jawa, bandar udara, dan pelabuhan. "Uang itu akan dikonsentrasikan kesana," katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga membanggakan kebijakannya menurunkan harga BBM jenis premium. "BBM kita sudah turun lagi karena memang per barel minyak dunia turun dan harga premium mengikuti, sehingga bisa gampang menghitung APBN kita dan menambah optimisme ekonomi kita jauh lebih baik," tegasnya.
Selain itu, Jokowi juga menyinggung kebijakannya mempermudah izin investasi bagi investor yang mau menanamkan modalnya di Tanah Air. Dia membanggakan terobosannya agar semua perizinan dilakukan satu pintu atau one stop service.
"Kita memang sedang membangun proses kepercayaan, bulan ini akan dibuka lagi untuk menggampangkan investasi investor, izin one stop service di tingkat nasional sehingga memudahkan menanamkan modal, jangan sampai bangun pembangkit listrik urus izin empat tahun," ungkapnya.
Merdeka.com - Pemerintah baru saja memutuskan dua kebijakan terkait subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Pertama, pemerintah menghapus subsidi untuk BBM Ron 88 atau premium, dan kedua adalah subsidi tetap Rp 1.000 per liter untuk solar.
Di awal tahun, pemerintah juga menurunkan harga BBM jenis premium dan solar. Di hadapan emiten dan pelaku pasar modal, Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi membangga-banggakan terobosan pemerintahannya. Dari penuturannya, tak mudah memutuskan dua kebijakan itu. Banyak kritik dari pelbagai pihak.
"Belum ada sebulan menjabat sebagai presiden meskipun kanan kiri banyak menyampaikan jangan cepat-cepat karena ada kalkulasi politik dan keamanan tetapi saat itu saya putuskan memang harus dinaikkan karena tidak ada alternatif yang bisa diberikan kepada saya," ujar Jokowi di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (2/1).
Dia membanggakan kinerjanya itu berhasil memberikan tambahan ruang fiskal menjadi Rp 240 triliun. Dana tersebut bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur. Baik berkaitan dengan waduk, irigasi, jalur kereta api luar jawa, bandar udara, dan pelabuhan. "Uang itu akan dikonsentrasikan kesana," katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga membanggakan kebijakannya menurunkan harga BBM jenis premium. "BBM kita sudah turun lagi karena memang per barel minyak dunia turun dan harga premium mengikuti, sehingga bisa gampang menghitung APBN kita dan menambah optimisme ekonomi kita jauh lebih baik," tegasnya.
Selain itu, Jokowi juga menyinggung kebijakannya mempermudah izin investasi bagi investor yang mau menanamkan modalnya di Tanah Air. Dia membanggakan terobosannya agar semua perizinan dilakukan satu pintu atau one stop service.
"Kita memang sedang membangun proses kepercayaan, bulan ini akan dibuka lagi untuk menggampangkan investasi investor, izin one stop service di tingkat nasional sehingga memudahkan menanamkan modal, jangan sampai bangun pembangkit listrik urus izin empat tahun," ungkapnya.
Posting Komentar